Jumat, 12 Oktober 2012

Ingatan Beku

Debu-debu memenuhi seluruh ruangan yang ia huni selama dua puluh tahun ini. Tempat itu tersusun rapi dan tak satupun barang bergeser ataupun berpindah tempat. Baginya, kamar berukuran lumayan besar itu adalah dunianya. Enam bulan sudah, ia tidak merasakan kenyamanan tempat itu. Rindu sekali rasanya ketika ia selalu membayangkan seisi dunianya itu. Liburan semester kali ini mengobati kerinduannya. Cuma diberi waktu tiga minggu untuk bersantai-santai di kampung halamnya di Padang, kota kelahirannya dan kota bersejarah baginya. Jadwal perkuliahan yang padat dan ruangan kos-kosan yang sempit membuatnya selalu ingin pulang. Liburan kali ini Vigra ingin mengemasi sedikit barang-barang miliknya yang akan ia bawa berhijrah ke Jakarta nanti, dimana disanalah tempat ia melanjutkan misi hidup untuk naik ke level aman. Kamar yang berwarna biru muda itu masih mempunyai bau yang sama saat ia kembali datang dan saat terakhir kali pergi dari dunianya itu. Disanalah tempat harta karun yang selama ini menyimpan semua benda-benda bersejarah dalam perjalanan hidupnya. Matanya bisa mengisyaratkan perasaannya ketika melihat benda yang ada disudut meja belajar yang ditemani oleh boneka beruang besar yang selalu tersenyum. Sebuah kotak kayu tua itu kembali mengingatkannya pada sebuah cerita yang hampa namun meninggalkan bekas yang dalam. Dan kemudian ia membuka kotak yang penuh dikelilingi oleh debu itu dengan hati-hati. Seketika ia tersadar oleh sebuah benda yang ada didalam kotak tua itu.Vigra terdiam sendari menatap sebuah foto yang kini telah berpindah tempat ke tangannya. Seketika ia berfikir dalam benaknya, kenapa foto ini masih ada? bukankah ia telah membuangnya dua tahun yang lalu? Ingatannya seperti membeku ketika melihat dua orang yang ada dalam foto tersebut. Pucat pasi wajahnya seketika kebekuan itu mencair bagaikan tersengat sinar mentari yang teramat pedih. Ya, seorang lelaki bertubuh tinggi tegap, berambut pendek dan mempunyai senyuman indah dengan sebuah tahilalat dibawah matanya. Tanpa sadar, setetes air telah membasahi foto itu. Airmatanya langsung mengalir kepermukaan dan tak terbendungkan lagi. Vigra menangisi senyumannya yang manis bersama pria itu, ketia rasa itu masih ada, ketika hati itu masih bersama dan ketika luka itu masih terbungkus cinta.
--------
bersambung....

Gee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar