"Faiz" seruan sebuah nama itu mulai keluar dari mulutnya. Dua tahun sudah ia mencoba mengubur bayangan lelaki itu, namun masih hampa. Lelaki yang selalu mengisi harinya ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Kenangan saat pergi dan pulang sekolah bersama, hang-out dan belajar bersama, hingga pergi ke pantai, tempat yang selalu ia kunjungi bersama kekasihnya itu. Hal yang tidak mudah untuk terhapuskan. Masih segar ingatannya ketika saat itu ia jadian dengan Faiz. Disaat itu hari terindah yang terlahir dua hari sebelum ulang tahunnya. Tersenyum ia mengingat kejadian itu. Bertapa lucunya ketika Faiz mulai menyatakan cintanya dan Vigra mengangguk menandakan "ya", dia menerima dengan sepenuh hati. "Aku mencintaimu apa adanya, jadilah yang pertama untukku, maaf karna belakangan ini aku dekat dengan beberapa wanita, itu karena aku ingin mencari siapa yang terbaik untukku, namun aku telah menemukannya. Yakinkanlah hatiku untuk berlabuh di hatimu". Kata-kata yang tak pernah bisa Vigra lupakan seumur hidupnya. Empat bulan perjalanan kisah kasih itu. Tragis ketika hubungan itu harus berakhir.Vigra masih belum bisa mengerti kenapa perpisahan itu terjadi. Bangkit ia dari rebahan nyaman itu dan mulai beranjak menuju kotak harta karun miliknya. Perlahan ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan satu persatu isi kotak tersebut. Beberapa foto, surat, dan sebuah gelang pemberian faiz untuknya mulai ia raba. Sebelum berhijrah ke Jakarta untuk menuntut ilmu, Vigra ingin membakar semua isi dari kotak harta karunnya itu. Namun sampai sekarang keinginan yang ada tapi keberanian berkata lain. Seperti ada bisikan di telinganya untuk tidak membuang barang-barang itu.
"Kenapa aku selalu gagal untuk menghapusnya, untuk melalukan hal sekecil ini pun aku tak mampu. Faiz, aku masih mencintaimu, akan kah kau masih mencintaiku? Katakan padaku apa sebenarnya yang terjadi. Terlalu sesak di dada ini untuk memendamnya selama bertahun-bertahun". Bederailah air mata di pipinya. Sungguh, Vigra tak mampu lagi untuk membendung rasa sedihnya. Tangisan itu terus berlanjut, hingga rasa lelah itu tak bisa dikendalikan lagi. Pulas ia tertidur sambil memeluk foto kenangannya bersama Faiz dalam dekapan di dadanya.
--------------
bersambung
Gee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar